Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Selasa, 02 Juli 2013

Kisah Aku by Unun Aisyiyah Agroindustrial Technology



Assalamualaikum Wr Wb…
Bukan  hal yang mudah untuk bisa melangkah dari kota Soto ke kota Bakpia ini. Banyak tantangan yang harus di lawan demi ilmu. Begitu juga banyak kendala untuk dapat masuk ke universitas terbesar di Indonesia ini. Perjuangan yang tak  mungkin aku lupakan begitu saja, hingga akhirnya saya bisa duduk di bangku perkuliahan ini. Satu yang saya ingat bahwa Allah maha adil dengan semua jerih payah dan usaha hamba- hamba-Nya.
Sapaan akrab saya dengan Unun Aisyiyah. Saya lahir di lamongan, 26 nopember  1193. Saya di lahirkan dari keluarga yang sederhana, tidak muluk- muluk, dan insyaAllah selalu menerima apa adanya. Sejak kecil saya selalu punya keinginan kuat untuk bisa sekolah yang tinggi seperti orang- orang cerdas di salah satu stasiun televise. Entah kenapa saya yakin dan mantap suatu saat bisa merubah kehidupan rakyat kecil di Indonesia ini. Sejak kecil bapak saya selalu mengajari saya untuk hidup bersosial dengan masyarakat, yang hingga kini ilmu itu tertanam kuat dalam hati saya. Dunia politik merupakan impian saya saat itu. Saya termotifasi oleh bapak Amien Rais, beliau orang yang kaya tapi selalu memikirkan orang- orang yang ada di bawah. Bagi saya, beliau pemimpin yang hebat, cerdas, dan apa adanya. Saat itu saya pernah bercita- cita daftar di universitas ini dan masuk pada FISIPOL. Tapi semua saya ikhlaskan saat saya harus memilih  jurusan agrondustri.  Karena saya dari IPA, mau atau tidak mau saya harus tetap lanjut ke jenjang selanjutnya yang sejalan dengan IPA. Hingga akhirnya Agroindustri menyakinkan saya untuk bisa menjadi orang sukses.

Semenjak kecil saya di lahirkan dari keluarga muhammadiyah, jadi semua pelajaran, ilmu, segalanya berlandaskan Al- qur’an dan Hadist. Saya sekolah di TK ABA (Aisyiyah Bustanul Atfal) gempol pading, MI Muhammadiyah 05 Gempol Pading. Jenjang SMP Muhammadiyah Sendangagung Paciran Lamongan dan MA Al-Ishlah Paciran Lamongan. Dari SMP-MA saya mondok di PONPES AL- ISHLAH Sendangagung Paciran Lamongan. Ketika keluar dari MIM, saya mempunyai keinginan besar untuk masuk pondok. Tapi di lain sisi oarng tua saya melarang. Saat itu terdesak oleh ekonomi yang menghancurkan tekad untuk mondok. Unun Aisyiyah tidak pernah nyerah, selalu membujuk bapak dan ibunya  agar di beri izin untuk menimbah ilmu agama di pondok. Akhirnya dengan melihat tekat saya yang kuat, orang tua mengizinkan, dan Allah pun memudahkan rezekinya pada kami. Jarak antara rumah saya dengan pondok berkisar 1,5 jam. Saat itu orang tua saya mengantarkan ke pondok dengan meminjam kendaraan saudara bapak. Setiap hari jum’at, saat teman- teman saya di kunjungi, saya sering nangis karna tidak di kunjungi sendiri. Alhamdulillah saya mempunyai teman- teman yang baik dan pengertian. Mereka selalu menghibur di kala saya sedih atau menangis. Ketika yang lain satu minggu sekali  di kunjungi oleh keluarganya, saya 2-3 bulan sekali baru di kunjungi. Itu bukan suatu hal yang mudah untuk di terima bagi anak kecil yang masih berumur 12 tahun. Karena saya selalu berfikir kalau orang tuaku bukan hanya membiayai aku saja, masih ada kakak dan dua adik saya. Sehingga mau tudak mau saya pendam rasa saking kepinginya di kunjungi. 
Selama hidup di pondok, saya mengerjakan semua sendiri, dari mulai hal kecil sampai yang besar. Banyak kenangan manis dan pahit yang saya jalani sendiri maupun dengan teman- teman.apapun yang di kerjakan selalu mengantri terlebih dahulu. Sampai tak terasa 3 tahun berlalu, masa SMP pun usai. Ketika menjelang ajaran baru, saya berkeinginan untuk daftar di salah satu sekolah negeri. Karna saya berfikir negeri lebih maju dari pada swasta. Tapi saya salah besar, negeri bukan segalanya. Bapak saya member uang kepada saya untuk pergi mendaftar sekolah di pondok yang pernah saya tinggali. Kecewa, sedih, marah bukan main saat bapak memutuskan untuk  tetap sekolah di sana. Hingga usai pembayaran uang gedung, saya tetap tidak mau balik ke pondok. Alasan saya  menolak balik ke pondok adalah sudah capek hidup di pondok, terlalu banyak hukuman yang saya peroleh, terlalu banyak pelanggaran yang saya lakukan. Saya ingat sekali saat bapak marah bukan main karena saya tidak mau balik pondok, beliau memberi saya uang hampir 1.000.000 untuk mencari dan mendaftar sekolah sendiri. Beliau tidak mau ambil pusing dengan keinginan saya. Saat hari H tiba saya berpamitan dengan keluarga, saya menangis tidak mau balik ke pondok. Sampai  tiba di pondokpun tetap nangis.
Akhirnya lama- kelamaan saya sadar, bahwa apa yang di lakukan orang tua ke anaknya itu sesuatu yang terbaik. Karena oarng tua mengerti apa yang terbaik buat anaknya, dan anaknya belum tentu mengerti bahwa yang mereka berikan ke orang tua itu terbaik. Selama 6 tahun sudah saya jalani kehidupan di pondok. Saya bangga di besarkan dalam lingkungan yang beragama kuat, disiplin. Selama di pondok saya selalu meluangkan waktu untuk sholat sunnah tahajud, dhuha, hajat, serta puasa sunnah. Alhamdululillah usaha dan do’a saya di dengar Allah. Saya di terima di UGM melalui jalur beasiswa PBUTM. Saya lega  setidaknya bisa meringankan beban orang tua. Saya berterimakasih pada Allah SWT dan juga kedua orang tua saya dan juga pihak Univ. Selama menjadi MABA. Di sini saya sempat berfikir, apa tujuan utama kuliah ini?? Hanya ada satu alasan yang mendorong saya untuk tetap berkeinginan untuk mengenyam ilmu di bangku kuliah, yaitu mencari sebanyak mungkin ilmu- ilmu yang belum saya kenal. Kita tidak boleh iri dalam hal apapun, tapi hanya satu alasan yang memperbolehkan untuk iri, yaitu ILMU. Dengan tekad dan semangat yang besar saya ke kampus berangkat pukul 07:00-16:00, dengan di temani sepeda pancal andalan saya. Setiap saya selesai sholat, saya selalu menyempatkan untuk berdo’a dengan semua jerih payah yanag telah orang tua saya lakukan. Saya bangga mempunyai bapak yang selalu mendukung cita- cita. Beliau selalu mengobarkan semangat tinggi untuk meraih cita- cita saya. Bagi saya, My Father Is My Hero.
Aquulu syukron ilaAllah..
Aquulu syukron ila Abi
Aquulu syukron ila UGM
Aquulu syukron ila R-zis

Wassalamualaikum Wr Wb….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar