Assalamu’alaikum wr.wb
Perkenalkan Nama saya Vierdy Septa
Ardika saya mahasiswa D3 Teknik
Geomatika 2012 asli dari Jogja. Dengan tulisan ini saya akan bercerita tentang
beberapa pengalaman hidup saya untuk berjuang agar bisa belajar di “KAMPUS
KERAKYATAN” yang teletak di Kota Pelajar
ini. Dulu di masa sekolah “putih abu-abu” tidak pernah terbayangkan dalam benak
saya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan tinggi. Bagiku
setelah lulus sekolah langsung bekerja dan bisa meringankan beban orang tuaku
untuk mmebiyayai hidup Ku, maklumlah penghasilan Orang Tuaku sebagai buruh tani
pas-pasan untuk biaya hidup sehari-hari, belum lagi Aku tinggal di linkungan
yang kurang perhatian dalam dunia pendidikan yang banyak anak putus sekolah di
kampungku. Dengan kondisi seperti itulah yang membentuk pola pikirku, untuk
sekolah sampai SMK saja sudah cukup. Namun berbeda dengan lingkungan keluargaku
sendiri, yang sangat peduli tentang makana sebuah pendidikan sehingga Bapak dan
Ibuku sampai rela menjual sawah untuk beaya pendidikan anak-anaknya. Namun semenjak kejadian itu
pola pikir ku mulai berubah, yaitu semenjak kakaku meninggal dunia, kakakku
meninggal dunia di usia yang sangat muda 22 tahun, waktu itu kakakku baru saja
satu bulan Diwisuda di Gedung Graha Saba Pramana lulusan teknik mesin UGM.
Kakakku pernah bercerita bahwa dia akan terus melanjutkan study setelah lulus
nanti, namun kondisi ekonomi yang tidak mendukung dan saya baru saja masuk
sebagai siswa putih abu-abu sehingga membutuhkan beaya pendidikan banyak.
Akirnya kakak ku pun menunda Cita-citanya untuk lanjut Kuliah, dan langsung
terbang ke Pulau Sumatera tepatnya Propinsi Riau dan bekerja disana. Namun
setelah satu bulan bekerja, tiba-tiba ada telepon dari temanya bekerja di sana
bahawa kakak saya sedang sakit. Dikabarkan bahwa kakakku terkena radang selaput
otak hingga koma tak sadarkan diri sampai dua bulan, dan akirnya Alloh telah
memanggil kakakku di usia yang masih muda, waku itu aku pun sangat terpukul dan
terbesit dalam benak ku untuk berhenti saja sekolah dan bekerja cari uang saja.
Namun bebrapa hari setelah pemakaman kakaku tak di sengaja aku membaca sebuah
buku didalamnya kakakku menuliskan cita-cita besarnya dan dibawah tulisan itu
di imbuhi namanya dengan gelar Pofesor. Semenjak membaca tulisan itulah aku
mulai berfikir tentang makna dari sebuah pendidikan, aku masih ingat betul
bagaimana masa kuliah Alm kakaku dengan segala keterbatasan tidak punya motor,
tidak punya komputer, bayar kuliah hutang sana sini, makan sering di bayari
teman, tidur pun numpang. Namun Kakaku bisa melewati tantangan hidup seperti
itu dan bisa lulus dari UGM dengan IPK diatas 3 dan tepat waktu.
Akirnya
akupun ikut ujian seleksi masuk UGM,dan Alhamdulillah namaku pun tercatat
sebagai salah satu diantara ribuan Mahasiswa Di Universitas Gadjah Mada
tersebut. Rasa senag namun bercampur binggung juga, mau di bayar pakai apa
beaya kuliah nanti. Singkat cerita aku pun menulis surat permohonan keringanan
beaya kuliah pada Rektor UGM, yang berkas nya aku kumpulkan di DAA. Namun
sampai hari terakir batas registrasi mahasiswa baru surat permohonan itu belum
ada tanggapan. Aku pun memberanikan diri untuk menanyakan tanggapan surat itu
ke DAA, dan DAA memberitauhan bahwa surat pemohonan itu di tanyakan saja ke
Dir Keuangan. Singkat cerita setelah aku
konfirmasi ke Dir Keuangan katanya masih dalam proses, padahal hari itu hari
terakir Registrasi dan waktu sudah menunjukan sekitar pukul 09.00. Setelah keluar dari Dir Keuangan, dengan
pikiran yang bingung harus cari dimana uang untuk registrasi. Aku pun berhenti
sejenak di Masjid Kampus dan aku mencoba untuk mengirim pesan pada
teman-temanku untuk meminta bantuan meminjam uang, namun lagi-lagi belum ada
tanggapan. Aku pun pun berwudu dan segera sholat dhuha, setelah sholat dhuha
aku bedoa Ya ALLOH berilah Hamba kemudahan dalam hidup ini dan lapangkan rezeki
hamba. Lalu setelah selesai berdoa aku duduk di tangga Masjid. Tiba-tiba ada
pesan singkat masuk yang intinya bebrapa temanku bisa meminjami aku uang. Aku
pun segera bergegas menaiki sepeda motor tua ku untuk mengambil uang pinjamam
tersebut. Aku harus bolak balik dari Bantul sampai Kaliurang. Alhamdulillah
uang pinjaman itu pun terkumpul namun karena terburu-buru aku tak sempat menghitung
jumlah uang tersebut. Adzan Sholat Ashar pun sudah berkumandang, dengan
buru-buru aku mempercepat laju motor tuaku. Setelah sampai di depan pintu Bank
tenyata Bank sudah tutup, rasa sedih kecewa bercampur aduk. Namun tiba-tiba
dari dalam Bank seorang satpam keluar dan
bertanya pada saya. Setelah saya bercerita dengan satpam, satpam itu pun
masuk sebentar dan keluar lagi menghampiri saya. Alhamdulillah akirnya walau
sudah terlambat saya diberi kesempatan untuk membayar beaya kuliah semester 1,
di dalam Bank itu pun aku masih harus mengitung jumlah uang nya cukup atau
tidak, dan ternyata uangnya pas hanya sisa 10 ribu itu pun receh. Kejadian
itupun mengingatkan ku kembali pada Alm Kakaku, Alm Kakaku sempat mengalami hal
yang sama dalam pembyaran di Bank, terlambat sepertiku. Namun berkat
pertolongan Alloh SWT hal yang tidak mungkin, bisa mungkin terjadi. Akirnya
saya bisa mengikuti perkuliahan di Program Study D3 Teknik Geomatika UGM walau
dengan segala keterbatasan yang aku miliki.
Semasa kuliahpun aku masih binggung cari uang untuk bayar
utang harus bagaimana. Sebagai kebiasaan ku, setiap ada papan pengumuman aku
sering baca-baca isi dalam papan itu. Dalam sudut kanan atas diinformasikan
bahwa R-ZIS UGM , membuka seleksi calon mahasiswa untuk diberi baya tunjangan
hidup. Aku pun mencoba mncoba mendaftar seleksi calon Penerima Tunjangan Hidup
dari R-ZIS itu. Alhamdulilah akupun diterima, dengan uang tunjangan hidup ini aku bisa mencicil hutang-hutang ku dan meringankan
beban orang tuaku. Dan dalam hati ku bekata aku harus kuliah dengan rajin, dan
kelak jika sudah sukses nanti Insyallah aku akan datang ke R-ZIS bukan untuk
meminta bantuan tunjangan hidup, namun meminta bantuan pada R-ZIS untuk
menyalurkan sebagian hartaku untuk pejuang-pejuang pendidikan dengan
keterbatasan ekonomi sepertiku, AMIN YA ALLOH.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar