Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Selasa, 02 Juli 2013

Si Kepala Batu by Siti Yuliana D3 Bahasa Perancis




Nama saya Siti Yuliana, salah seorang mahasiswi D3 Bahasa Perancis SV UGM angkatan 2012. Saya lahir di Seumira Teunom, tetapi di akta kelahiran ditulis Klaten karena ayah dan ibu asli Klaten. Ayah berumur sekitar 70 tahun sedangkan ibu 63 tahun. Ayah tidak bekeja, hanya memelihara seekor sapi miik tetangga, tetapi sekarang sudah bisa mendapat satu bagian sendiri dari hasil memelihara itu. Ibu bekerja sebagai seorang buruh tani terutama di musim tanam padi. Ibu juga membiayai hidup kami dengan menggarap sawah warisan kakek seluas sekitar 1.700 meter persegi. Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Pada ahn 2000 saya diajak ibu pulang ke Klaten karena di Seumira diteror oleh tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang tidak suka akan keberadaan para transmigran seperti keluargaku.
Sejak SD saya bermimpi untuk kuliah di UGM. Saya ingin penddikan saya bisa lebih tinggi dari kakak-kakak saya. Untuk dapat mewujudkan hal itu maka saya harus benar-benar belajar dengan giat. Sejak SD itu pula saya sudah belajar mencari uang sendiri dengan menjual chiki sepulang dari sekolah. Saya berjualan chiki hingga lulus SMP.
Setelah lulus SD saya ingin melanjudkan sekolah ke SMP N 1 Prambanan Klaten. SMP ini merupakan salah Satu sekolah terfavorit di daerahku yang berstandar Nasonal. Kondisi orang ekonomi orang tua yang pas-pasan, tentu menjadi salah satu alasan yang mendasar untuk melarang saya sekolah di SMP N 1 Prambanan Klaten. Tetapi saya nekat mendaftar di sekolah favorit itu dan akhirnya diterima melalui jalur tes. Beruntung selama sekolah di SMP N 1 Prambanan itu saya mendapat keringanan biaya sekolah.
Selulusnya dari SMP saya dilarang untuk melanjudkan sekolah terlebih sekolah yang saya inginkan lagi-lagi adalah sekolah erfavorit yaitu di SMA N 1 Klaten yang ada kelas akselerasinya. Tentu saja orang tua melarang keras. Ketika saya memohon-mohon pada ibu, ia menyarankan agar saya mohon saran pada kakak pertama. Seandainya kakak mengizinkan maka ibu pun akan merestui. Beruntung saya berhasil membujuk kakak untuk mengizinkan saya melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Tetapi tidak boleh di SMA N 1 Klaten. Dia member pilihan pada saya yaitu, SMA N  Prambanan Klaten atau SMK N 1 Jogonalan Klaten. Saya memilih SMA N 1 Prambanan karena saya tidak mau di SMK.

Ketika di semester 2 kakak kedua saya menyuruh berhenti sekolah dan bekerja untuk membantu membangun rumah karena menurutnya jika saya sekolah hanya menambah beban orang tua saja. Saya putus asa kemudian saya bercerita tentang hal ini pada salah seorang ibu guru yang aku percaya. Ibu guru itu membantu saya. Dia menyuruh saya untuk bekerja bantu-bantu menyapu, mengepel, menyetrika dan lain-lainnya di rumahnya dan dia akan membayar saya perbulan untuk membantu meringankan beban orang tua dalam membayar uang SPP. Saya bersedia. Setiap pulang sekolah dua hari sekali saya datang ke rumahnya. Kebetulan ada guru lain yang kasihan juga terhadap saya setelah mendengar cerita tentang saya dari ibu guru itu. Guru lain itu juga menawarkan sebuah penawaran yang sama. Tentu saja saya bersedia karena saya memang benar-benar butuh uang itu. Jadi saya selang-seling. Namun, ini hanya berlangsung sekitar 5-7 bulan karena nilai rapor saya turun drastic. Saya tidak bisa mengatur waktu dengan baik.
Saat kelah XII, teman-teman sering konsultasi pada guru BK mengenai ujian nasional dan perguruan tinggi begitu juga saya. Saya sempat dimarahi guru bk karena saya nekat tidak mau kuliah kecuali di UGM. Terang saja saya dimarahi karena saya dilatarbelakangi dari sebuah keluarga yang ekonominya pas-pasan. Saya dikira hanya mementingkan nama kampus UGM yang mentereng. Dari pihak orang rumah pun semakin melarang saya untuk kuliah. Mereka takut meskipun saya ingin mencari beasiswa, mereka takut akan biaya sehari-hari seperti kos,uang transport naik bis, buku dan lain-lain. Namun, ketika ada undangan beasiswa PBUTM bahasa Perancis SV UGM saya didukung oleh sekolah untuk mendaftar di UGM.
Setelah Ujian Nasional saya mengikuti kursus jahi sarung tangan. Setelah sebulan saya ditawari untuk bekerja di Surabaya dan berangkat tanggal 19 Mei. Sementara pengumuman diterimanya PBUTM adalah tanggal 20. Saya meminta kelonggaran waktu pada kepala LPK. Dia menyuruh saya agar berangkat setelah menerima pengumuman seandainya pengumuman itu tidak memuaskan saya menyetujuinya. Alhamdulillah Tuhan merestui untuk saya melanjutkan di UGM. Saya diterima.
Saya mencoba memberi pengertian pada ibu dan kakak-kakak saya. Satelah melakukan perdebaan lama dan terjadi emosi serta tangis diantara saya, kakak dan ibu saya, akhirnya kakak memperbolehkan dengan syarat saya harus berani mengambil resiko seandainya nanti saya diharuskan membayar uang kuliah dan orang tua tidak sanggup maka saya harus berhenti. Saya menyetujuinya. Dan saya juga memutuskan untuk meringankan biaya transport saya akan naik sepeda dari rumah sampai kampus. Dan sampai sekarang Alhamdulillah saya masih kuat untuk bersepeda. Terlebih setelah saya dihadiahi sebuah sepeda baru oleh Pak Wikan direktur sekolah vokasi. Terimakasih Tuhan.
Selama saya di sekolah vokasi, setiap ada beasiswa pasti nama saya ada di dalam daftar pendaftar beasiswa. Alhamdulillah Tuha menjodohkan saya sebagai penerima beasiswa tunjangan hidup di R-Zis. Awalnya saya ingin gunakan uang ini untuk kos, namun mencari yang bulanan cukup sulit. Akhirnya saya putuskan untuk disimpan untuk membeli nootbook. Namun sayangnya saya tidak pandai dalam mengelola dana hingga akhirnya uang itu saya gunakan untuk kebutuhan saya sehari-hari selama di kampus seperti  makan, fotocopy, membeli alat tulis, dan yang tidak kalah penting adalah untuk ke warnet mengerjakan tugas karena hampir semua tugas wajib untuk diketik. Apalagi sekarang saya sangat aktif dalam acara dan kegiatan di kampus dengan beasiswa dari R-Zis saya bisa melakukan aktivitas saya dengan lancar dan tanpa membebani orang tua. Terimakasih R-Zis.

1 komentar:

  1. Kak tanya dong, kalau d3 bhs perancis ntar s1 bisa lanjut di sastra perancis?

    BalasHapus