Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah lulus SMP, saya sudah berkeinginan
untuk masuk SMA favorit di kota saya, disamping karena saya ingin melanjutkan
ke perguruan tinggi, saya juga tidak terlalu cocok di kejuruan. Tetapi saat itu
ibu saya paling menentang jika saya melanjutkan ke SMA, karena jika saya
melanjtukan SMA saya harus melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan hanya akan
membuang-buang biaya. Memang pekerjaan orang tua saya yang hanya seorang
petani, tidak mudah untuk membiayai anak kuliah, apalagi jarak umur kakak saya
yang kedua dengan saya yang tidak terlalu jauh, dan adik saya yang juga sudah
masuk bangku SD. Hampir setiap hari pasti saya menangis karena beradu pendapat
dengan ibu saya. Tapi saat itu masih ada bapak dan kakak saya yang masih
mendukung saya melanjutkan ke-SMA. Memang sebagian besar biaya kuliah kakak
saya adalah dari beasiswa, jadi tentu saja tidak mudah bagi ibu saya langsung
mengijinkan saya kuliah.
Jadi setelah akhirnya ibu saya merestui saya
untuk masuk SMA, saya sudah bertekad bahwa saat kuliah ataupun SMA nanti saya
harus menunjukkan prestasi yang baik, dan mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah
selama di SMA, saya tidak pernah keluar dari peringkat 5 beasr di kelas, dan 10
besar sekolah. Saya juga mendapatkan beasiswa yang saya gunakan untuk membayar
uang sekolah saya. Walaupum selama SMA kakak-kakak saya menggunakan sepeda
motor tapi saya tidak pernah menuntut
orang tua saya membelikan sepeda motor untuk pulang pergi sekolah, karena saya
tidak ingin memberatkan orang tua saya. Walaupun setiap hari saya haru
berangkat jam 05.30 karena menggunakan bus, tapi saya tetap bersyukur, karena
itu adalah bagian dari perjuangna saya. Saat kelas 3 SMA saya bercita-cita
melanjutkan ke fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Selain
jalur SNMPTN saya juga mendaftar melalui jalur undangan. Dua-duanya lewat
bidikmisi karena jika saya diterima, akan sangat meringankan beban orang tua, karena
saya tidak perlu lagi membayar uang pendidikan dan saya juga mendapatkan uang
saku.
Tapi rencana Allah ternyata tidak
seperti yang saya impikan, saya gagal di kedua jalur itu. Lalu kakak saya menyarankan
saya untuk mendaftar UM UGM SekolahVokasi, karena saat di angkatan saya UGM
memang hanya membuka UM UGM untuk jejnag Sekolah Vokasi/diploma. Walaupun
awalnya saya tidak tertarik sama sekali masuk diploma karena keinginan saya
adalah menjadi Sarjana, tapi saya pikir tidak ada salahnya mencoba, lagipula
jurusan yang saya ambil adalah teknik Sipil yang mempunyai peluang kerja yang
luas. Alhamdulillah saya diterima. Tapi perjalanan saya lagi-lagi menemui
kendala. Hasil pertanian orang tua saya tidak memuaskan karena musim yang
buruk. Akhirnya untuk meringankan orang tua saya, saya mengajukan SPMA 0, saya
sempat khawatir apakah saya akan lolos atau tidak, karena pengurusannya yang
rumit dan lama, selain itu saya yang maba dari test masuk gelombang 2, jadi sudah dekat dengan jadwal
registrasi. Alhasil saya harus bolak-balik rektorat untuk mengurusnya, tentunya
saya yang seorang maba masih awam dengan lingkungan kampus, tetapi
alhamdulillah ada kakak saya yang juga kuliah di UGM yang membantu saya.
Alhamulillah setelah proses panjang, saya mendapatkan beasiswa dari UGM berupa
SPMA 0, jadi saya tinggal melunasi untuk SPP dan BOP. Selama masa studi saya 1
semester pertama, saya membuktikan pada orangtua saya dengan mendapatkan IPK
3,62. Selama saya kuliah saya juga masih terus mencoba mendaftar setiap ada
penawaran beasiswa. Dan alhamdulillah di semester 2 ini saya mendapatkan
beasiswa tunjangan hidup dari R-ZIS UGM. Begitulah sedikit cerita saya mencapai
bangku perkuliahan di UGM. Dalamm hidup ini kita memang harus memiliki mimpi
yang tinggi, tapi jangan menyesal jika kenyataan tidak sesuai dengan mimpi kita,
karena sesungguhnya rencana dari Allah lebih indah daripada mimpi kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
cek,
BalasHapus