Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Minggu, 07 Juli 2013

PERJUANGAN UNTUK MENCAPAI BANGKU KULIAH by Yesi Listyorini- SV12



   Assalamu’alaikum Wr.Wb
Nama saya Yesi Listyorini. Saya lahir 19 tahun yang lalu tepatnya 11 Maret 1994 di Bantul. Saya adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Sejak kecil saya ingin seperti kakak-kakak saya. Saat kakak saya yang pertama sudah memasuki jenjang perkuliahan, saat itu saya masih sekolah dasar, tapi saya ingin sekali segera seperti kakak bersekolah di perguruan tinggi. Keinginan untuk sekolah setinggi mungkin sudah tertanam dipikiran saya sejak kecil, apalagi setelah kakak saya yang kedua juga masuk jenjang perkuliahan. Kakak-kakak saya selalu mendukung saya bahwa kelak saya juga harus merasakan bangku perkuliahan. Karena kedua orangtua saya yang hanya lulusan SD, maka menurut kaka-kakak saya kami harus berpendidikan setinggi mungkin untuk merubah drajat keluarga. Tapi tentu saja mimpi saya ini tidak bejalan mudah seperti yang saya ingin-inginkan.
 Setelah lulus SMP, saya sudah berkeinginan untuk masuk SMA favorit di kota saya, disamping karena saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, saya juga tidak terlalu cocok di kejuruan. Tetapi saat itu ibu saya paling menentang jika saya melanjutkan ke SMA, karena jika saya melanjtukan SMA saya harus melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan hanya akan membuang-buang biaya. Memang pekerjaan orang tua saya yang hanya seorang petani, tidak mudah untuk membiayai anak kuliah, apalagi jarak umur kakak saya yang kedua dengan saya yang tidak terlalu jauh, dan adik saya yang juga sudah masuk bangku SD. Hampir setiap hari pasti saya menangis karena beradu pendapat dengan ibu saya. Tapi saat itu masih ada bapak dan kakak saya yang masih mendukung saya melanjutkan ke-SMA. Memang sebagian besar biaya kuliah kakak saya adalah dari beasiswa, jadi tentu saja tidak mudah bagi ibu saya langsung mengijinkan saya kuliah.

 Jadi setelah akhirnya ibu saya merestui saya untuk masuk SMA, saya sudah bertekad bahwa saat kuliah ataupun SMA nanti saya harus menunjukkan prestasi yang baik, dan mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah selama di SMA, saya tidak pernah keluar dari peringkat 5 beasr di kelas, dan 10 besar sekolah. Saya juga mendapatkan beasiswa yang saya gunakan untuk membayar uang sekolah saya. Walaupum selama SMA kakak-kakak saya menggunakan sepeda motor tapi  saya tidak pernah menuntut orang tua saya membelikan sepeda motor untuk pulang pergi sekolah, karena saya tidak ingin memberatkan orang tua saya. Walaupun setiap hari saya haru berangkat jam 05.30 karena menggunakan bus, tapi saya tetap bersyukur, karena itu adalah bagian dari perjuangna saya. Saat kelas 3 SMA saya bercita-cita melanjutkan ke fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Selain jalur SNMPTN saya juga mendaftar melalui jalur undangan. Dua-duanya lewat bidikmisi karena jika saya diterima, akan sangat meringankan beban orang tua, karena saya tidak perlu lagi membayar uang pendidikan dan saya juga mendapatkan uang saku.

Tapi rencana Allah ternyata tidak seperti yang saya impikan, saya gagal di kedua jalur itu. Lalu kakak saya menyarankan saya untuk mendaftar UM UGM SekolahVokasi, karena saat di angkatan saya UGM memang hanya membuka UM UGM untuk jejnag Sekolah Vokasi/diploma. Walaupun awalnya saya tidak tertarik sama sekali masuk diploma karena keinginan saya adalah menjadi Sarjana, tapi saya pikir tidak ada salahnya mencoba, lagipula jurusan yang saya ambil adalah teknik Sipil yang mempunyai peluang kerja yang luas. Alhamdulillah saya diterima. Tapi perjalanan saya lagi-lagi menemui kendala. Hasil pertanian orang tua saya tidak memuaskan karena musim yang buruk. Akhirnya untuk meringankan orang tua saya, saya mengajukan SPMA 0, saya sempat khawatir apakah saya akan lolos atau tidak, karena pengurusannya yang rumit dan lama, selain itu saya yang maba dari test masuk  gelombang 2, jadi sudah dekat dengan jadwal registrasi. Alhasil saya harus bolak-balik rektorat untuk mengurusnya, tentunya saya yang seorang maba masih awam dengan lingkungan kampus, tetapi alhamdulillah ada kakak saya yang juga kuliah di UGM yang membantu saya. Alhamulillah setelah proses panjang, saya mendapatkan beasiswa dari UGM berupa SPMA 0, jadi saya tinggal melunasi untuk SPP dan BOP. Selama masa studi saya 1 semester pertama, saya membuktikan pada orangtua saya dengan mendapatkan IPK 3,62. Selama saya kuliah saya juga masih terus mencoba mendaftar setiap ada penawaran beasiswa. Dan alhamdulillah di semester 2 ini saya mendapatkan beasiswa tunjangan hidup dari R-ZIS UGM. Begitulah sedikit cerita saya mencapai bangku perkuliahan di UGM. Dalamm hidup ini kita memang harus memiliki mimpi yang tinggi, tapi jangan menyesal jika kenyataan tidak sesuai dengan mimpi kita, karena sesungguhnya rencana dari Allah lebih indah daripada mimpi kita.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

1 komentar: