Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Senin, 01 Juli 2013

by Nurul Fadhilah Ambon '2010'


Assalamualaikum wrb,
Namaku nurul fadhilah ambon. Aku anakke -4 dari 7 bersaudara dari pasangan Husein Ambon dan Sunarti Boegies. Perjalanan hidupku ada manis dan pahitnya, namun itu semua tetap aku syukuri sampai sekarang. Karena ALLAH, aku dan keluargaku mampu bertahan hidup tanpa seorang ayah dari waktu aku kelas 3 sd sampai sekarang. Masa kecilku dulu indah, alhamdulillah berkecukupan. Tetapi suatu hari Allah menguji keimanan keluargaku. Ayahku pergi meninggalkan aku,mama,kakak, dan adikku memlih pergi dengan wanita lain.  Masa dimana aku masih ingin merasakan hangat kasih sayang seorang ayah tiba tiba lenyap. Awalnya ibuku kuat namun tidak lama kemudian saat aku duduk di kelas 1 SMP, tiba tiba  Ibuku shock dan pergi.  Akhirnya aku tinggal ikut saudara sampai aku kelas 3 SMP ibuku barulah pulang dan ibuku memeluk anak- anaknya erat . ibuku  meminta maaf pada aku,kakak dan adik adiku. Pada saat itulah momen perjalanan hidupku yang termanis dan mengharukan, tak akan pernah aku lupakan.  


Dari kecil itu pula aku mulai berjualan menjajakan roti buatan mama,belajar mencuci dan membantu mama melakukan pekerjaan ibu rumah tangga pada umumnya. Aku juga tidak menyangka umurku waktu itu masih 9 tahun tetapi ternyata aku mampu melakukan semua itu.  Panas maupun hujan aktifitas yang selalu aku dan kakaku selalu lakukan sebelum berangkat sekolah dan sepulang sekolah bahkan sampai sekarang pun masih aku lakukan ketika aku di Semarang. Awalnya aku malu, tetapi akhirnya aku melupakan malu itu. Ibuku berpesan jangan malu ngapain malu, kita tidak sedang melakukan pekerjaan yang salah atau pekerjaan yang merugikan orang lain. Pesan itulah yang sampai sekarang selalu aku terapkan dalam hidupku. Aku selalu bersyukur dan harus bersyukur.  Rasa syukur dan terima kasihku tidak terkira kepada ALLAH SWT, karena menitipkan ibu sekuat dan sepintar ibuku. Semenjak peristiwa itu, ibuku mampu mendobel perannya  sebagai ibu sekaligus ayah  untuk aku,kakak dan adik-adikku.

Aku bangga memiliki ibu seperti ibuku ini. Ibuku adalah seorang wanita pintar dan kuat, rela menerima semua perlakuan ayah dan mampu membesarkan ke tujuh anaknya seorang diri.  Ia mengerahkan semua kekuatan ,kemampuannya  segala cara untuk menhidupi anak- anaknya.  Dari berjualan roti hingga menjadi dukun beranak dan pijat keliling.Kekuatan iman dan kemampuan  ketrampilan mencari nafkah dengan  yang diberikan ALLAH mampu membuat ibu janda ini mampu mensekolahan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Aku bersyukur memiliki ibu Sunarti, aku sayang ibuku.
 Sampai saat ini ketika aku duduk termenung sempat mengingat kejadian dimasa itu.  Aku sempat heran, bertanya mengapa dan air mata terus menangis tiada jawaban. Barulah ketika aku harus menghadapinya dan menjalani air mata itu berubah menjadi senyuman. Satu pelajaran yang bisa aku petik dari perjalan hidupku ALLAH akan senantiasa mendampingi hambanya yang terus memohon, tangisan diganti kebahagiaan hikmah yang tidak terduga.
Ternyata, permasalahan keluarga yang begitu rumit memberikan banyak pelajaran dan hikmah.  Aku yakin pasti ALLAH menyimpan rencana yang indah untuk aku. Kapan itu akan terjadi aku harus berjuang , sampai detikini pun aku masih berjuang untuk mencari nafkah lagi demi terwujudnya cita citaku yang tinggal selangkah lagi. Semoga aku dapat menemukan rencana indah itu dan diwaktu yang tepat,amin terima kasih ya ALLAH. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar