Assalamualaikum wrb,
Namaku nurul fadhilah ambon. Aku anakke -4 dari 7 bersaudara dari pasangan Husein Ambon dan Sunarti
Boegies. Perjalanan hidupku ada manis dan pahitnya, namun itu semua tetap aku
syukuri sampai sekarang. Karena ALLAH, aku dan keluargaku mampu bertahan hidup
tanpa seorang ayah dari waktu aku kelas 3 sd sampai sekarang. Masa kecilku dulu
indah, alhamdulillah berkecukupan. Tetapi suatu hari Allah menguji keimanan
keluargaku. Ayahku pergi meninggalkan aku,mama,kakak, dan adikku memlih pergi
dengan wanita lain. Masa dimana aku masih ingin merasakan hangat kasih
sayang seorang ayah tiba tiba lenyap. Awalnya ibuku kuat namun tidak lama
kemudian saat aku duduk di kelas 1 SMP, tiba tiba Ibuku shock dan pergi.
Akhirnya aku tinggal ikut saudara sampai aku kelas 3 SMP ibuku barulah
pulang dan ibuku memeluk anak- anaknya erat . ibuku meminta maaf pada
aku,kakak dan adik adiku. Pada saat itulah momen perjalanan hidupku yang
termanis dan mengharukan, tak akan pernah aku lupakan.
Dari kecil itu pula aku mulai berjualan
menjajakan roti buatan mama,belajar mencuci dan membantu mama melakukan
pekerjaan ibu rumah tangga pada umumnya. Aku juga tidak menyangka umurku waktu
itu masih 9 tahun tetapi ternyata aku mampu melakukan semua itu. Panas
maupun hujan aktifitas yang selalu aku dan kakaku selalu lakukan sebelum
berangkat sekolah dan sepulang sekolah bahkan sampai sekarang pun masih aku
lakukan ketika aku di Semarang. Awalnya aku malu, tetapi akhirnya aku melupakan
malu itu. Ibuku berpesan jangan malu ngapain malu, kita tidak sedang melakukan
pekerjaan yang salah atau pekerjaan yang merugikan orang lain. Pesan itulah
yang sampai sekarang selalu aku terapkan dalam hidupku. Aku selalu bersyukur
dan harus bersyukur. Rasa syukur dan terima kasihku tidak terkira kepada ALLAH
SWT, karena menitipkan ibu sekuat dan sepintar ibuku. Semenjak peristiwa itu,
ibuku mampu mendobel perannya sebagai ibu sekaligus ayah untuk
aku,kakak dan adik-adikku.
Aku bangga memiliki ibu seperti ibuku ini. Ibuku adalah seorang wanita
pintar dan kuat, rela menerima semua perlakuan ayah dan mampu membesarkan ke
tujuh anaknya seorang diri. Ia mengerahkan semua kekuatan
,kemampuannya segala cara untuk menhidupi anak- anaknya. Dari
berjualan roti hingga menjadi dukun beranak dan pijat keliling.Kekuatan iman
dan kemampuan ketrampilan mencari nafkah dengan yang diberikan
ALLAH mampu membuat ibu janda ini mampu mensekolahan anaknya sampai ke
perguruan tinggi. Aku bersyukur memiliki ibu Sunarti, aku sayang ibuku.
Sampai saat ini ketika aku duduk
termenung sempat mengingat kejadian dimasa itu. Aku sempat heran,
bertanya mengapa dan air mata terus menangis tiada jawaban. Barulah ketika aku
harus menghadapinya dan menjalani air mata itu berubah menjadi senyuman. Satu
pelajaran yang bisa aku petik dari perjalan hidupku ALLAH akan senantiasa
mendampingi hambanya yang terus memohon, tangisan diganti kebahagiaan hikmah
yang tidak terduga.
Ternyata, permasalahan keluarga yang
begitu rumit memberikan banyak pelajaran dan hikmah. Aku yakin pasti
ALLAH menyimpan rencana yang indah untuk aku. Kapan itu akan terjadi aku harus
berjuang , sampai detikini pun aku masih berjuang untuk mencari nafkah lagi
demi terwujudnya cita citaku yang tinggal selangkah lagi. Semoga aku dapat
menemukan rencana indah itu dan diwaktu yang tepat,amin terima kasih ya
ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar