Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Mutia, itulah namaku.
Lebih tepatnya Mutia Pratiwi. Aku lahir di Yogyakarta pada tanggal 8 Mei 1993.
Aku anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Totok Mujiarto dan
Ibu Marginingsih. Bapakku bekerja
sebagai buruh, sedangkan ibuku memiliki
warung nasi kucing. Penghasilan mereka rata-rata dalam sebulan Rp750.000,00.
Kedua orang tuaku itu adalah orang yang paling berharga dalam hidupku. Mereka
adalah pahlawanku yang berani melakukan apapun demi tercukupinya kebutuhan
kami, anak-anaknya.
Tidak seperti aku dulu. Aku merasa, aku ini tipikal orang yang takut untuk mencoba sesuatu dari pada menjalaninya. Contohnya saat kakekku meninggal aku takut untuk naik bis sendirian, karena pada saat itu kami sekeluarga tinggal di Sleman sedangkan sekolahku dekat dengan rumah. Bahkan karena ketidakpedeaanku ini, setiap pagi ibuku bersedia mengantar aku di depan gang dimana bis yang menuju sekolahku lewat.
Saat kelas satu SMA
aku juga cenderung pendiam dan menutup diri. Ngobrol dengan teman jika ada hal
penting saja dan selebihnya tidak. Namun, saat naik kelas dua aku merasa aku
jauh lebih baik, lebih berani dalam memulai sesuatu. Mungkin karena pada saat
itu aku menemukan teman yang cocok denganku. Mereka biasa dipanggil sara,
diana, dan vita. Jadi, ternyata benar kepribadian seseorang juga dipengaruhi
oleh pergaulan. Aku menjadi lebih peduli dengan sesama bahkan, kata temanku aku
ini perhatian dengan mereka (amin).
Saat usai Ujian Akhir Nasional aku iseng main
ke sekolah sekedar mencari info. Tiba-tiba temanku menyondorkan secarik kertas
yang berisi info tentang pendaftaran kuliah di Universitas Gadjah Mada. Aku
langsung membaca dan aku tertarik. Hari itu juga aku langsung memberi tahu ayah
dan ibuku. Mereka setuju dan bersedia membantu dengan senang hati. Aku merasa aku adalah orang yang beruntung karena
aku diterima di Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas
Gadjah Mada melalui beasiswa pbutm.
Saat itu juga aku dan
ibu langsung mengurus surat-surat yang dibutuhkan untuk melengkapi syarat yang
tertera di brosur. Pada hari berikutnya aku dan temanku membayar uang di bank. Kami kesana
dengan berjalan kaki dan saat itu pula jam menunjukkan jam 12 tepat. Matahari
sedang di tengah-tengah kita, matahari pula yang menjadi saksi perjalanan kita.
Hari terus berjalan
dan tak terasa hari itu adalah hari dimana pengumuman berkumandang. Aku
mendapat kabar dari salah seorang temanku SMP bahwa aku diterima di Universitas
Gadjah Mada. Alhamdulilah, aku merasa sangat senang dan bangga. Aku langsung
mengabarkan kepada keluargaku dan mereka pun turut gembira.
Demikian sepenggal
ceritaku. Terima kasih Allah Swt telah menggariskan takdir hidupku yang indah
ini. Terima kasih pula keluarga serta sahabat-sahabatku. Tanpa kalian aku bukan
apa-apa. Tak lupa, terima kasih kepada R-ZIS telah membantu dalam mencukupi
kebutuhan kuliahku. Semoga R-ZIS tetap berkibar dan jaya. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar