Perkenalkan nama saya Suhandoko Goro
Prasetyo. Saya berasal dari kota Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini saya masih
berstatus sebagai mahasiswa jurusan Matematika Universitas Gadjah Mada angkatan
2009. Sebenarnya dulu tak pernah terbersit di pikiran saya bahwa saya akan
menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Tetapi ternyata Allah SWT. menyiapkan sebuah
rencana yang sangat indah untuk saya dan saya merasa sangat bersyukur dan
beruntung akan hal itu.
Saya lahir dari keluarga broken home.
Ayah dan Ibu saya bercerai ketika saya berumur kurang lebih 3 tahun dan
pengadilan memberikan hak asuh atas saya kepada Ibu. Dalam posisi sebagai
single parent yang harus mengasuh seorang anak, mau tidak mau Ibu saya harus
mencari cara untuk bisa menyambung hidup kami. Karenanya Ibu saya memutuskan untuk
bekerja di Purwokerto dan menitipkan Saya pada Kakek dan Nenek Saya untuk
jangka waktu yang lama. Kira-kira setiap sebulan sekali Ibu saya pulang untuk
menjenguk Saya dan keluarga di Cilacap. Terkadang Saya merasa iri dengan teman-teman
Saya yang bisa hidup bersama orang tua mereka dan hidup dalam lingkungan
keluarga yang harmonis, tetapi hal ini tidak membuat Saya bersedih hati karena
Saya merasa bahwa Kakek dan Nenek Saya juga telah berusaha membangun suatu
lingkungan keluarga yang harmonis. Dan hal ini membuat saya merasa nyaman
meskipun Saya tidak tinggal dengan orang tua Saya.
Saya tinggal bersama Kakek dan Nenek
Saya sampai lulus SMP. Selepas SMP saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan
di Purwokerto dan tinggal dekat dengan Ibu Saya. Saya memilih untuk melanjutkan
pendidikan Saya ke Sekolah Menengah Kejuruan dengan pertimbangan kondisi
keuangan Ibu Saya yang belum memungkinkan Saya untuk melanjutkan pendidikan
Saya ke Perguruan Tinggi.
Harapan untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat perguruan tinggi mulai muncul ketika Saya berada di kelas 3 SMK. Ketika
itu Saya terpilih untuk mewakili sekolah Saya dalam kompetisi akademik tingkat
Nasional, yaitu Olimpiade Sains Terapan Nasional 2008, tepatnya dalam bidang
Matematika Teknologi. Kejuaraan tersebut diselenggarakan di Surabaya dan
diikuti oleh Sekolah Menengah Kejuruan Unggulan dari seluruh penjuru Indonesia.
Jujur sebenarnya waktu itu Saya tak terlalu berani berharap banyak untuk bisa
menjadi salah satu juara di kejuaraan tersebut. Namun Saya selalu berusaha
untuk optimis dan berusaha untuk mempersiapkan diri Saya dengan sebaik-baiknya.
Dan akhirnya saat yang ditunggu pun tiba. Tak disangka nama Saya dipanggil
sebagai Juara I untuk bidang Matematika Teknologi. Betapa senangnya Saya waktu
itu, dan Saya rasa ini merupakan satu titik cerah dan harapan baru bagi Saya. Singkat
cerita pada awal tahun 2009, salah seorang rekan memberitahu Saya bahwa UGM
membuka satu jalur penerimaan mahasiswa baru yaitu Penelusuran Bibit Unggul,
dimana lewat jalur ini para calon mahasiswa tidak perlu mengikuti tes tertulis
resmi dalam proses pendaftaran sebagai mahasiswa UGM. Salah satu program yang
ditawarkan dalam Penelusuran Bibit Unggul ini adalah program Penelusuran Bibit
Unggul Berprestasi (PBUB). Dengan bermodalkan piagam juara OSTN yang Saya
miliki Saya mencoba untuk mendaftar dalam program PBUB dan setelah melalui
berbagai proses akhirnya Saya diterima menjadi salah satu mahasiswa UGM dengan
gratis, tanpa membayar biaya SPMA, SPP, maupun BOP selama 4 tahun. Sekali lagi
Saya sangat senang dan bersyukur atas hal ini.
Sedikit rintangan hadir dalam perjalanan
Saya menuju bangku perguruan tinggi. Ibu Saya sempat meminta Saya untuk menunda
keinginan Saya untuk kuliah dengan pertimbangan kondisi finansial Ibu yang
belum mampu menanggung beban biaya hidup Saya selama kuliah secara total. Namun
Saya dapat meyakinkan Ibu Saya dan akhirnya Ibu pun mengijinkan Saya untuk
melanjutkan pendidikan di UGM selepas Saya lulus SMK.
Masa kuliah tidak Saya jalani dengan
mudah, terutama dalam hal finansial. Ada kalanya Saya benar-benar mengalami
masa-masa yang sulit. Saya pun tidak tega untuk terus mengandalkan kiriman uang
dari orang tua Saya. Melihat kondisi finansial Ibu Saya yang pas-pasan, Saya
pun bertekad untuk bisa mencari pekerjaan sampingan selama Saya kuliah. Beberapa pekerjaan part time telah Saya lamar dan Saya
jalani, mulai dari operator warnet, waiter restoran, hingga menjadi tentor
privat. Beberapa diantaranya pernah bertahan cukup lama dan bahkan ada yang
masih berlanjut hingga kini. Selain itu, Saya pun mencoba melamar beberapa
jenis beasiswa dan dari semua beasiswa yang Saya lamar tersebut, beasiswa RZIS
UGM adalah satu-satunya beasiswa yang akhirnya Saya dapat. Beasiswa RZIS UGM
ini tentunya sangat membantu Saya dan Saya sangat bersyukur akan hal ini.
Terima kasih banyak Saya ucapkan kepada RZIS UGM. Saya berjanji akan
memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik mungkin selama Saya menempuh pendidikan
di UGM.
Itu lah sedikit kisah hidup Saya. Harapan
Saya, Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi
rekan-rekan sekalian. Amin. Tidak lupa Saya minta doa restu dari rekan-rekan
sekalian agar Saya dapat menyelesaikan pendidikan Saya di tahun 2013 ini. Amin.
Terima kasih untuk RZIS UGM, yang telah memberikan bantuan utk teman saya ini, semoga Alloh SWT yang akan membalas kebaikan anda, aamiin..
BalasHapusUntuk handoko, kau sangat luar biasa kawan, teruslah berjuang, semoga jalanmu selalu mendapat rahmat dan ridho dari Alloh SWT, aamiin :)