Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Senin, 01 Juli 2013

Kisahku by Suhandoko Goro Prasetyo Matematika 2009


Perkenalkan nama saya Suhandoko Goro Prasetyo. Saya berasal dari kota Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini saya masih berstatus sebagai mahasiswa jurusan Matematika Universitas Gadjah Mada angkatan 2009. Sebenarnya dulu tak pernah terbersit di pikiran saya bahwa saya akan menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Gadjah Mada.  Tetapi ternyata Allah SWT. menyiapkan sebuah rencana yang sangat indah untuk saya dan saya merasa sangat bersyukur dan beruntung akan hal itu.


Saya lahir dari keluarga broken home. Ayah dan Ibu saya bercerai ketika saya berumur kurang lebih 3 tahun dan pengadilan memberikan hak asuh atas saya kepada Ibu. Dalam posisi sebagai single parent yang harus mengasuh seorang anak, mau tidak mau Ibu saya harus mencari cara untuk bisa menyambung hidup kami. Karenanya Ibu saya memutuskan untuk bekerja di Purwokerto dan menitipkan Saya pada Kakek dan Nenek Saya untuk jangka waktu yang lama. Kira-kira setiap sebulan sekali Ibu saya pulang untuk menjenguk Saya dan keluarga di Cilacap.  Terkadang Saya merasa iri dengan teman-teman Saya yang bisa hidup bersama orang tua mereka dan hidup dalam lingkungan keluarga yang harmonis, tetapi hal ini tidak membuat Saya bersedih hati karena Saya merasa bahwa Kakek dan Nenek Saya juga telah berusaha membangun suatu lingkungan keluarga yang harmonis. Dan hal ini membuat saya merasa nyaman meskipun Saya tidak tinggal dengan orang tua Saya.

Saya tinggal bersama Kakek dan Nenek Saya sampai lulus SMP. Selepas SMP saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Purwokerto dan tinggal dekat dengan Ibu Saya. Saya memilih untuk melanjutkan pendidikan Saya ke Sekolah Menengah Kejuruan dengan pertimbangan kondisi keuangan Ibu Saya yang belum memungkinkan Saya untuk melanjutkan pendidikan Saya ke Perguruan Tinggi.


Harapan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi mulai muncul ketika Saya berada di kelas 3 SMK. Ketika itu Saya terpilih untuk mewakili sekolah Saya dalam kompetisi akademik tingkat Nasional, yaitu Olimpiade Sains Terapan Nasional 2008, tepatnya dalam bidang Matematika Teknologi. Kejuaraan tersebut diselenggarakan di Surabaya dan diikuti oleh Sekolah Menengah Kejuruan Unggulan dari seluruh penjuru Indonesia. Jujur sebenarnya waktu itu Saya tak terlalu berani berharap banyak untuk bisa menjadi salah satu juara di kejuaraan tersebut. Namun Saya selalu berusaha untuk optimis dan berusaha untuk mempersiapkan diri Saya dengan sebaik-baiknya. Dan akhirnya saat yang ditunggu pun tiba. Tak disangka nama Saya dipanggil sebagai Juara I untuk bidang Matematika Teknologi. Betapa senangnya Saya waktu itu, dan Saya rasa ini merupakan satu titik cerah dan harapan baru bagi Saya. Singkat cerita pada awal tahun 2009, salah seorang rekan memberitahu Saya bahwa UGM membuka satu jalur penerimaan mahasiswa baru yaitu Penelusuran Bibit Unggul, dimana lewat jalur ini para calon mahasiswa tidak perlu mengikuti tes tertulis resmi dalam proses pendaftaran sebagai mahasiswa UGM. Salah satu program yang ditawarkan dalam Penelusuran Bibit Unggul ini adalah program Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB). Dengan bermodalkan piagam juara OSTN yang Saya miliki Saya mencoba untuk mendaftar dalam program PBUB dan setelah melalui berbagai proses akhirnya Saya diterima menjadi salah satu mahasiswa UGM dengan gratis, tanpa membayar biaya SPMA, SPP, maupun BOP selama 4 tahun. Sekali lagi Saya sangat senang dan bersyukur atas hal ini.
Sedikit rintangan hadir dalam perjalanan Saya menuju bangku perguruan tinggi. Ibu Saya sempat meminta Saya untuk menunda keinginan Saya untuk kuliah dengan pertimbangan kondisi finansial Ibu yang belum mampu menanggung beban biaya hidup Saya selama kuliah secara total. Namun Saya dapat meyakinkan Ibu Saya dan akhirnya Ibu pun mengijinkan Saya untuk melanjutkan pendidikan di UGM selepas Saya lulus SMK.

Masa kuliah tidak Saya jalani dengan mudah, terutama dalam hal finansial. Ada kalanya Saya benar-benar mengalami masa-masa yang sulit. Saya pun tidak tega untuk terus mengandalkan kiriman uang dari orang tua Saya. Melihat kondisi finansial Ibu Saya yang pas-pasan, Saya pun bertekad untuk bisa mencari pekerjaan sampingan selama Saya kuliah. Beberapa  pekerjaan part time telah Saya lamar dan Saya jalani, mulai dari operator warnet, waiter restoran, hingga menjadi tentor privat. Beberapa diantaranya pernah bertahan cukup lama dan bahkan ada yang masih berlanjut hingga kini. Selain itu, Saya pun mencoba melamar beberapa jenis beasiswa dan dari semua beasiswa yang Saya lamar tersebut, beasiswa RZIS UGM adalah satu-satunya beasiswa yang akhirnya Saya dapat. Beasiswa RZIS UGM ini tentunya sangat membantu Saya dan Saya sangat bersyukur akan hal ini. Terima kasih banyak Saya ucapkan kepada RZIS UGM. Saya berjanji akan memanfaatkan beasiswa ini dengan sebaik mungkin selama Saya menempuh pendidikan di UGM.
Itu lah sedikit kisah hidup Saya. Harapan Saya, Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sekalian. Amin. Tidak lupa Saya minta doa restu dari rekan-rekan sekalian agar Saya dapat menyelesaikan pendidikan Saya di tahun 2013 ini. Amin.

1 komentar:

  1. Terima kasih untuk RZIS UGM, yang telah memberikan bantuan utk teman saya ini, semoga Alloh SWT yang akan membalas kebaikan anda, aamiin..

    Untuk handoko, kau sangat luar biasa kawan, teruslah berjuang, semoga jalanmu selalu mendapat rahmat dan ridho dari Alloh SWT, aamiin :)

    BalasHapus