Artikel Populer


Selamat Datang di Blog Resmi RZIS UGM

Selasa, 02 Juli 2013

Setetes keringat untuk bertahan hidup by Fachrul Ananta




Saya adalah seorang pria yang terlahir 19 tahun yang lalu di salah satu desa pelosok di Klaten tepatnya pada tanggal 6 Juni 1994.Pada saat kelahiran aku mengalami suatu kelainan yaitu salah satu tangan kiriku jarinya ada 6 jadi harus dilakukan tindakan medis.Setelah dilakukan tindakan medis Alhamdulillah tanganku sudah normal layaknya manusia biasa.Akan tetapi kehidupanku sungguh amat berbeda jauh dengan kebanyakan anak yang lain, dari kecil tepatnya umur 5 tahun aku tidak tinggal serumah dengan orang tuaku, aku di titipkan embahku di Cilacap sedangkan kedua orang tuaku berada di Kota Tangerang untuk mencari nafkah. Pada awalnya kehidupanku amatlah menyenangkan semua keinginan yang aku minta pasti akan di turuti oleh kedua orang tuaku karena kedua orang tuaku sama-sama bekerja, tapi semua itu tidaklah berlangsung lama . Ketika tepat kelas lima SD kedua orang tuaku mendapat PHK(Pemutusan Hubungan Kerja) dari perusahaan. Berawal dari situlah semua kehidupanku berubah secara mendadak massa-massa sulitpun menimpa. Setelah keluar dari perusahaan ibuku berjualan nasi uduk di Tangerang dan ayahku menjadi tukang ojek.Di saat cobaan belum usai ada lagi suatu cobaan yang menimpa yaitu tepatnya tanggal 26 Mei 2006 terjadi Gempa bumi yang dahsyat di daerah Yogyakarta dan naasnya rumah mbahku yang berada di Klaten rubuh dan hancur karena guncangan gempa tersebut,  padahal masa-masa tersebut adalah masa dimana aku mau masuk SMP ,akan tetapi keuangan keluargaku sedang berantakan  karena harus segera membangun rumah kembali di Klaten. Di sisi lain aku sudah di terima di salah satu SMP favorit di Kota Cilacap dan akupun bingung apakah akan melanjutkan sekolah atau tidak tapi ayahku saat itu menasehatiku.

 “Kamu harus tetap lanjut sekolah walaupun  keluarga kita sedang mendapat cobaan karena kamu yang nantinya akan menjadi tulang punggung untuk keluarga dan adik-adikmu” berkat perkataan ayah itu lah aku jadi bersemangat melanjutkan sekolah walaupun biaya untuk sekolah harus meminjam uang kesana-kesini. Setelah rumah embahku di Klaten roboh kedua orang tuaku memutuskan untuk pindah ke Klaten karena nenekku hanya hidup sebatang kara disana. Dan pada saat disana kedua orang tuaku bekerja sebagai petani. Akupun merasa iba kepada kedua orang tuaku karena menjadi petani bukanlah hal yang mudah, bekerja menjadi seorang petani harus berangkat ke sawah di kala fajar terbit dan baru pulang ketika sang matahari terbenam ,dari situlah aku bertekad aku harus bisa membayar uang sekolahku sendiri pada saat SMK kelak. Pada saat Smk itulah aku bisa membayar biaya uang sekolahkudan uang jajanku karena pada saat SMK aku sekolah sambil bekerja di salah satu bengkel di Cilacap tepatnya di Bengkel Aril motor, jadi pada saat setelah pulang sekolah tepatnya jam 2 aku langsung bekerja di bengkel samapai jam 9 malam, hamper setiap hari tidak ada waktu bermain buatku sedangkan untuk belajar sendiri aku hanya bisa belajar saat esok hari yaitu setelah subuh, penghasilan di bengkel memang sangatlah kecil aku hanya di gaji 15.000 per hari. Dari situ jugalah aku tersadar bahwa betapa sulitnya untuk mencari unag, aku harus bekerja menguras keringat apalagi kalau mendapat komplen dari konsumen pekerjaan akan menjadi tambah sulit. Dan pada saat aku SMK orang tuaku mencoba mencari mata pencaharian baru yaitu berdagang ayam kremes keliling di Cilacap, dari situlah Alhamdulillah penghasilan kedua orang tuaku agak lumayan dibandingkan bila menjadi petani.  Waktupun silih berganti saat aku masuk kelas tiga aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan harus fokus belajar karena orang tuaku juga sudah menyuruh aku untuk keluar dari bengkel tempat kerjaku. Saat aku kelas tiga aku mempunyai tekad yaitu aku harus bisa kuliah karena aku telah banyak belajar pada saat bekerja di bengkel kalau tidak kuliah aku hanya akan menjadi kului/pekerja saja.
Akan tetapi saat aku bilang ke ibuku kalau aku pengin kuliah dan ibuku menjawab aku sama sekali tak boleh kuliah dan langsung suruh bekerja, tapi berbeda dengan ayahku beliau malah terus memotivasiku untuk kuliah.Pada saat setelah UN aku mencoba mencari informasi kesana-kesini tentang Universitas yang bisa memberikan beasiswa kuliah gratis.
Akupun mendaftar ada 6 Perguruan tinggi, akupun mendaftarnya secara diam-diam, Salah satu Universitas yang aku daftar adalah UGM aku mendapat informasi dari temanku bahwasanya di UGM ada jalur PBUTM ( Pesrta Bibit Unggul Tidak Mampu ) pada awalnya aku sangat pesimis saat mendaftar dan aku memutuskan hanya sebagai ajang iseng-iseng saja karena aku tahu sendiri bahwa UGM adalah salah satu Universitas terkemuka di Indonesia. Saat pengumuman penerimaan mahasiswa baru Alhamdulillah aku di terima di 4 Perguruan tinggi yang salah satunya adalah UGM akupun tidak menyangka bahwa di UGM bisa diterima akan tetapi teman yang mengajakku mendaftar malah tidak di terima padahal dari segi nilai rata-rata besaran temanku dan dia juga selalu mendapat peringkat satu di kelas dan nilaiku hanyalah standar aku hanya mengandalkan dari piagam-piagam kejuaraan yang aju ikuti di antaranya Pramuka dan Taekwondo mungkin berkat piagam itulah aku bisa di terima .
Akhirnya aku memutuskan untuk kuliah di UGM dan akupun cerita kepada kedua orang tuaku bahwa aku di terima dan akhirnya yang semula ibuku tidak mendukungku menjadi mendukungku.
Masa-masa kuliahpun sedang kujalani akan tetapi aku merasa berat dan iba kepada kedua orang tuaku karena biaya hidup untuk kuliah sangatlah besar sedangkan penghasilan orang tuaku tidaklah seberapa apalagi adiku juga sudah mau masuk smp. Selama kuliah kalau makan aku hanya bermodalkan makan nasi sayur tempe,pokonya bagaimana aku bisa hidup irit dan prihatin.  Pada saat di semester dua aku mendapat info bahwasanya ada tunjangan hidup dari Rumah-ZIS dan aku mencoba untuk mendaftar dan Alhamdulillah aku mendapat tunjangan hidup dari Rumah-Zis sehingga beban biaya hidupku selama kuliah sedikiit terkurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar