Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Saya Indra Pramudita
biasa di panggil Indra. Lahir di Bantul 24 april 1994. Rencana Tuhan saya
dilahirkan dari sebuah keluarga yang kekurangan secara financial. Bagaimana
tidak bapak hanya seorang tukang bangunan dan tukang becak yang biasa mangkal di
pasar Bringharjo dan ibu yang sudah
tidak bisa bekerja lagi karena lumpuh cacat fisik akibat gempa Jogja 2006 lalu.
Hal yang tak
bisa terlupakan bahkan sampai matipun, gempa bumi 2006 yang masih melekat
sampai detik ini. Bisa dibayangkan ketika mata kita melihat seorang ibu yang kita sayangi tertimpa tembok beton dengan darah dan
air mata di mukanya dan debu yang sesak di nafas. Dengan keadaan duduk yang hanya
terlihat muka saja karena seluruh tubuhnya telah terkubur oleh batu bata dan
material banganan yang terus menghimpit tubuh mungilnya. Masih terniang jelas
bagaimana jeritan kesakitan itu. Tak pernah kusangka akibat tragedi ini ibuku
patah tulang belakang yang mengakibatkan syaraf tubuh bagian bawahnya terganggu
yang otomatis membuat kakinya lumpuh. Operasi telah dilakukan di Solo dengan dana pemerintah.
Bisa dibayangkan jika ini harus di tanggung sendiri dengan total mungkin
40juta. Harta apa yang bisa saya jual.
Serasa hari ini
masih 2006 ketika saya kembali ke rumah. Setiap malam ibuku masih merasakan
sakit di kakinya seakan akan kakinya seperti teriris-iris dan sakit yang kadang
– kadang mengagetkan. Sudah menjadi rutinitas saya setiap malam yang harus
menerapi kaki ibuku yang sudah tak berbentuk seperti kaki normal. Ilmu terapi
ini saya contek dari relawan PMI yang pernah singgah ke rumah 5 tahun lalu.
Walaupun terapiku tak sehebat dan tak sebaik relawan paling tidak bisa membuat
sakitnya agak reda. Kepingin banget rasanya membawa ibuku untuk terapi dan
kontrol ke dokter tetapi uang dari mana melihat ayahku yang terus mengeluh
dengan penumpang yang sepi. Bisa saja hari ini cuma bawa uang 10 ribu bahkan
tidak jarang dengan tangan hampa.
Memang saya
adalah anak tunggal tidak ada kakak ataupun adik. The one and only. Tapi saya
harus mengubah pemikiran anda kalau anak tunggal itu enak. 100% tidak enak.
Semuanya saya lakukan sendiri kerjaan rumah dari cuci baju, cuci piring dll.
Apalagi kalau bapakku lagi sakit, tidak hanya ngurus ibu tapi juga ngurus bapak
yang sering ngeluh sakit di perut dan pinggangnya. Dan yang selalu aku minta
sama Allah adalah jangan ambil mereka sebelum melihat saya sukses. Itu doaku
setiap saat saya sholat.
Kuliah di UGM
memang impian ku sejak dulu. Saya hanya kepingin kuliah sebentar langsung kerja
melihat keadaan keluarga yang sudah tidak sanggup jika terus memikirkan uang
kuliah/sekolah. Untuk itu saya putuskan untuk mengambil program diploma saja.
Program PBUTM SV UGM telah saya tempuh entah kenapa saya ditolak , mungkin
karena anak tunggal kali ya?? Kegagalan ini memang membuat saya terpukul hingga
memutuskan untuk bekerja. 1 bulan lulus dari SMK N 2 Yogyakarta perusahaan pun sudah menunggu karena saya
sudah lulus tes masuk dan siap dengan tes medis
dan cepat cepat terbang ke
Kalimantan di
salah satu perusahhan tambang batu bara. Tapi ibu seakan tidak merelakan
kepergian ku yang melihat saya masih usia 18 th usia yang masih telalu muda
menurut beliau. Tapi apa boleh buat saya urungkan niatku yang sudah bulat ini.
Sebuah keputusan yang teramat berat dalam hidup. Langsung putar otak dengan
keadaan yang semakin membingungkan. Hingga terpikir lagi untuk melanjutkan
cita-cita ke UGM yang sudah ku buang dulu. Dengan ujian tulis biasa saya
mencoba untuk mengerjakan soal-soal yang hanya 30% saya paham maklum saya siswa
SMK yang minim di beri ilmu biologi, kimia, fisika yang soalnya super susah.
Otomatis banyak soal yang saya jawab ngawur. Asal aja melingkari setiap jawaban dengan mantra bismillah. Dengan bismillah insyaallah
semuanya ada jalan dan bisa saja ini betul.
Akhirnya memang
ini jalan Allah, saya diterima di Teknik Geomatika SV UGM sesuai dengan jurusan
saya dulu di SMK. Setelah masuk , saya mulai bingung dengan biaya kuliah yang
cukup mahal. Beruntung uang masuk registrasi saya dibantu oleh saudara sehingga
tidak terlalu berat. Tapi kebutuhan sehari-hari inilah yang kalau dikalkulasi
jumlahnya cukup besar. Sampai sampai datang pertolongan Allah yang
mempertemukan saya dengan RZIS. RZIS sangat membantu saya dengan memberi
beasiswa untuk kebutuhan hidup terutama kebutuhan kuliah yang setiap hari harus
beli ini beli itu dan lainnya.
Sampai saya
termotivasi dan mengunginkan sesuatu yang cukup mustahil bisa. Saya harus dapat
IP 4.00. bisa nggak ya dapat ini ?? dulu sempat berpikir bahwa ini tidak
mungkin dan nggak bakalan saya dapat, IP 3.00 saja sudah sangat bagus.
Menginjak di ujian tengah semester sebuah pemikiran besar datang bahwa tidak
ada sesuatu yang tidak mungkin nothing impossible. Dan saya harus mendapatkan
nilai ini.
Salah satu
semangat saya dalam belajar adalah ibuku (biasa saya panggil simbok maklum
orang desa). Ketika memikirkan keadaan ibuku ditambah situasi dirumah seakan
ada dorongan semangat untuk bisa melakukan lebih. Seakan tidak mau membuat mereka
kecewa karena kuliahku yang sudah jauh dan tidak menghasilkan apa-apa. Harus
ada suatu kebanggaan yang saya ciptakan. Dan sampai di akhir semester waktu
petugas pengajaran memberikan kertas nilai, wow sureprise ..... IPK bulat 4 aku
dapatkan setelah jerih payah ini. Ternyata Allah memberikan apa yang saya
cita-citakan
Terimaksih simbok,
you are my spirit
Terimaksih bapak,
atas jerih payahmu
Terimakasih RZIS,
atas semua bantuanmu
Wassalamualaikum
Warahmatullahi
Wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar